Semarang – Program studi Bioteknologi Universitas Diponegoro pada hari rabu tanggal 15 November 2021 menyelenggarakan kegiatan Visiting Professor dengan tajuk “Production and Utilization of Medicinal Cannabis in Thailand”. Topik ini dibawakan langsung oleh Prof. Nantakorn Boonkerd yang merupakan seorang peneliti dan pengajar dari School of Biotechnology, Institute of Agricultural Technology, Suranaree university of Technology of Thailand.

Prof. Nantakorn Boonkerd memaparkan bahwa tanaman cannabis (Cannabis sativa L.) mengandung tetrahydrocannabinol (THC) sebesar 1% per berat kering selain juga terdapat senyawa cannabinoid (CBD), flavonoid dan terpen. Cannabis sendiri memiliki banyak manfaat dalam bidang medis dan sumber nutrisi, selain juga dapat digunakan sebagai sumber pangan, minyak, kertas, pakan ternak dan lainnya. Di Thailand sendiri, tanaman ini dikembangkan untuk tujuan riset dan keperluan medis.

Berdasarkan informasi dari tirto.id (15 Desember 2020), kegunaan THC dapat membantu penanganan masalah Kesehatan seperti epilepsi, kegelisahan, glaucoma, gejala HIV / AIDS, rasa sakit, ketergantungan opioid, sindrom iritasi usus besar (IBS), sindrom radang usus (IBD), sklerosis ganda, kesulitan tidur dan gangguan gerak. Sedangka CBD lebih diperuntukkan untuk mengatasi masalah Kesehatan seperti kegelisahan, depresi, peradangan, migrain, gangguan stres pascatrauma (PTSD), kejang, penyakit radang usus dan psikosis atau gangguan mental.

Prof. Nantakorn Boonkerd menambahkan bahwa untuk menghasilkan cannabis yang berkualitas dan berkomposisi aktif tinggi untuk keperluan medis, membutuhkan manajemen penanaman dengan perlakuan yang tepat. Seperti manajemen tanah, pengairan yang sesuai dan pengendalian hama. Selain juga manajemen tanaman cannabis harus sesuai dengan persyaratan dari tanaman cannabis itu sendiri.

Acara ini dimoderatori langsung oleh Dr. rer. nat. Anto Budiharjo, M.Biotech yang merupakan dosen prodi S1 Bioteknologi Univeresitas Diponegoro. Acara ini berlangsung selama 2 jam dan diikuti secara antusias oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai institusi hingga akhir acara.

×