Semarang – Program studi Bioteknologi Universitas Diponegoro pada hari rabu tanggal 25 Oktober 2021 menyelenggarakan kegiatan Visiting Professor dengan tajuk “The Molecular Research in Thailand’s Aquaculture: Pathogen Characterization and Antimicrobial Resistance Monitoring”. Topik ini dibawakan langsung oleh Dr. Channarong Rodkhum yang merupakan seorang peneliti dan pengajar dari Center of Excellent in Fish Infectious Diseases (CE FID), Department of Veterinary Microbiology, Faculty of Veterinary Science, Chulalongkorn University, Thailand.

Dr. Channarong Rodkhum menjelaskan bahwa tingginya konsumsi ikan dunia dan terus bertumbuh seiring waktu membutuhkan perhatian serius dalam menjaga ketersediaan pangan ikan dalam banyak aspek terutama produktivitas. Contohnya saja, konsumsi ikan Tilapia menjadi ikan paling banyak dikonsumsi dengan produksi 4,5 juta ton tiap tahunnya. Keberhasilan dan keberlanjutan dalam bidang perikanan berawal dari kesuksesan manajemen kesehatan ikan seperti monitoring kualitas air, pemberian suplemen dan pemberian vaksin untuk penyakit krusial. Beberapa penyakit krusial pada ikan Tilapia seperti Streptococcosis, Columnaris, Haemorrhagic septcicemia, Franciscellosis, infeksi Tilapinevirus dan infeksi parasit.

Ia melanjutkan bahwa infeksi Streptococcosis pada ikan Tilapia membawa dampak serius pada kesehatan ikan. Penyakit yang menyerang sistem saraf ikan ini, membuat ikan kesulitan mengkoordinasikan tubuhnya yang berakibat pada penurunan produktivitas pada jangka panjang. Contoh lainnya adalah Columnaris yang menyerang insang dan kulit yang membuat ikan kesulitan mengambil oksigen dari lingkungan yang pada jangka panjang dapat menurunkan produktivitas ikan hingga berakibat kematian.

Dr. Channarong Rodkhum dalam risetnya melakukan monitoring terukur untuk mengontrol pathogen pada ikan melalui riset berbasis molekuler yang dilakukan dengan tahapan invesigasi penyakit, pengumpulan sampel, isolasi dan identifikasi patogen dengan menggunakan teknik molekuler yang canggih. Pemetaan infeksi pathogen dilakukan dengan menggunakan penanda DNA 16S-RFLP untuk memonitor sejauh mana patogen tersebar.

Acara ini dimoderatori langsung oleh Dr. rer. nat. Anto Budiharjo, M.Biotech yang merupakan dosen prodi S1 Bioteknologi Univeresitas Diponegoro. Acara ini berlangsung selama 2 jam dan diikuti secara antusias oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai institusi hingga akhir acara. 

×