Semarang – Program studi Bioteknologi Universitas Diponegoro pada hari Rabu tanggal 21 September 2022 menyelenggarakan kegiatan Dosen Tamu dengan topik “Produksi Kentang Berkualitas dengan Teknik Kultur Jaringan”. Pada acara ini menghadirkan narasumber yaitu Prof. Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D.

Prof. Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D memaparkan bahwa kebutuhan kentang di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tidak diimbangi dengan produktivitas kentang yang rendah sekitar 20 ton/ha di Indonesia. Dalam sepuluh tahun terakhir saja produksi kentang di Indonesia tidak memberikan peningkatan produksi yang signifikan. Alasan mengapa produksi kentang di Indonesia rendah yaitu karena terbatasnya benih berkualitas, harga benih unggul mahal, pembatasan benih impor, penanganan hama penyakit dan terbatasnya transfer ilmu dan teknologi ke petani.

 

Prof. Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D  melanjutkan bahwa kentang sangat rentan terserang virus yang dapat mengakibatkan turunnya produktivitas, maka bibit kentang unggul bebas virus sangat diperlukan. Disinilah pentingnya menggunakan teknik kultur jaringan tanaman. Melalui kultur meristem untuk mengeliminasi virus dapat menjadi solusi untuk menghasilkan bibit kentang tahan virus dengan produktivitas tinggi dengan teknik kultur jaringan.

 

Metode kultur jaringan dimulai dengan menumbuhkan bagian pucuk tanaman di dalam media kultur diperkaya. Ketika eksplan telah tumbuh kemudian diuji dengan DAS-ELISA atau analisis molekuler untuk memastikan sampel tanaman bebas virus. Ketika plantlet bebas virus telah didapatkan kemudian sampel diperbanyak menggunakan metode mikropropagasi di mediam Murashige dan Skoog tanpa hormone. Sampel kemudian di subkultur setiap 4 minggu kemudian diaklimatisai sebelum benin di transfer ke petani.

Proses aklimatisasi bibit sebelum di transefer ke petani

 

 

Prof. Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D menambahkan bahwa peluang penelitian di bidang kultur jaringan masih terbuka lebar, utamanya untuk produksi bibit bebas penyakit pada tanaman holtikultura.

Acara ini berlangsung selama 2 jam dan diikuti secara antusias oleh lebih dari 85 peserta hingga akhir acara.

×