Semarang, 30 Oktober 2025 — Program Studi Bioteknologi, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro (FSM UNDIP) kembali memperkuat perannya dalam penerapan ilmu bioteknologi terapan melalui kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pelatihan Pembuatan Nata de Coco secara Fermentasi” di Pondok Pesantren Daarun Najaah, Kota Semarang.


Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Siti Nur Jannah, S.Si., M.Si., bersama tim yang terdiri atas Prof. Dr. Hermin Pancasakti Kusumaningrum, S.Si., M.Si., Irfan Anwar Fauzan, S.Si., M.Si., dan Nisrina Fitri Nurjannah, S.Si., M.Si., serta mahasiswa Program Studi Bioteknologi FSM UNDIP.
“Pondok pesantren memiliki potensi besar sebagai pusat pembelajaran keterampilan hidup dan kewirausahaan. Melalui pelatihan ini kami ingin memperkenalkan teknologi fermentasi sederhana yang dapat dimanfaatkan santri untuk menciptakan produk dengan manfaat kesehatan sekaligus nilai ekonomi, seperti nata de coco,” ungkap Dr. Siti Nur Jannah dalam sambutannya.

Pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan mengolah air kelapa menjadi nata de coco melalui proses fermentasi menggunakan bakteri Acetobacter xylinum sebagai agen pembentuk selulosa. Melalui sesi penyuluhan dan praktik langsung, para santri mempelajari tahapan pembuatan nata mulai dari persiapan bahan, proses fermentasi, hingga pengolahan pascafermentasi. Kegiatan ini juga disertai dengan penjelasan ilmiah mengenai proses pembentukan selulosa mikroba serta manfaat kesehatan dari nata de coco.


Selain menekankan aspek teknis, kegiatan ini juga menumbuhkan semangat kewirausahaan santri dengan memperkenalkan potensi produk-produk fermentasi bernilai ekonomi yang dapat dihasilkan dari berbagai bahan dasar lokal. Tim pengabdian berharap pelatihan ini menjadi langkah awal terbentuknya unit usaha koperasi pesantren yang mandiri dan produktif, sekaligus menjadi bekal bagi para santri untuk mengembangkan potensi di daerah asal mereka.
Melalui kegiatan ini, FSM UNDIP menegaskan komitmennya untuk menjadikan bioteknologi sebagai sarana pemberdayaan masyarakat berbasis sumber daya lokal. Penerapan teknologi fermentasi diharapkan dapat mendorong kemandirian ekonomi pesantren serta menjadi contoh nyata sinergi antara pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
